Senin, 13 Mei 2013

ibd (manusia dan pandangan hidup ~ tanggung jawab)


I
Manusia dan Pandangan Hidup

·        Pandangan Hidup
      Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Karena itu menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasaikan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Macam-macam sumber pandangan hidup
Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasaikan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
(A) Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
(B) Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norms yang terdapat pada negara tersebut.
(C) Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
·        nilai-nilai
Nilai adalah sesuatu yang berguna dan baik yang dicita-citakan dan dianggap penting oleh masyarakat oleh masyarakat.sesuatu dikatakan mempunyai nilai,apabila mempunyai /kegunaan,kebenaran,kebaikan,keindahan dan religiositas.sedangkan Norma merupakan ketentuan yang berisi perintah-perintah atau larangan-larangan yang harus dipatuhi warga masyarakat demi terwujudnya nilai-nilai.

Nilai dan norma merupakan dua hal yang saling berhubungan dan sangat penting bagi terwujudnya suatu keteraturan masyarakat.nilai dalam hal ini adalah ukuran,patokan,anggapan dan keyakinan yang dianut orang banyak dalam suatu masyarakat.keteraturan ini bisa terwujud apabila anggota masyarakat bersikap dan berperilaku sesuai dan selaras dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku.seseorang yang ingin memenuhi kebutuhan  sosial seperti,kegiatan bersama harus memerhatikan dan melaksanakan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.apabila dalam memenuhi kebutuhan tersebut mengabaikan nilai dan norma sosial yang berlaku,tentunya ketertiban dan keteraturan sosial tidak akan terwujud.

·      Norma- norma
Kehidupan manusia dalam bermasyarakat, selain diatur oleh hukum juga diatur oleh norma-norma agama, kesusilaan, dan kesopanan, serta kaidah-kaidah lainnya. Kaidah-kaidah sosial itu mengikat dalam arti dipatuhi oleh anggota masyarakat di mana kaidah itu berlaku. Hubungan antara hukum dan kaidah-kaidah social lainnya itu saling mengisi artinya kaidah sosial mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat dalam hal-hal hukum tidak mengaturnya. Selain saling mengisi, juga saling memperkuat. Suatu kaidah hukum, misalnya “kamu tidak boleh membunuh” diperkuat oleh kaidah sosial lainnya. Kaidah agama, kesusilaan, dan adat juga berisi suruhan yang sama. Dengan demikian, tanpa adanya kaidah hukum pun dalam masyarakat sudah ada larangan untuk membunuh sesamanya. Hal yang sama juga berlaku untuk “pencurian”, “penipuan”, dan lain-lain pelanggaran hukum. Hubungan antara norma agama, kesusilaan, kesopanan dan hukum yang tidak dapat dipisahkan itu dibedakan karena masing-masing memiliki sumber yang berlainan. Norma Agama sumbernya kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Norma kesusilaan sumbernya suara hati. Norma kesopanan sumbernya keyakinan masyarakat yang bersangkutan dan norma hukum sumbernya peraturan perundang-undangan.

·      Pengertian Tentang Cita-cita
Cita-cita adalah keinginan, harapan, atau tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Tidak ada orang hidup tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Cita-cita adalah suatu impian dan harapan seseorang akan masa depannya, bagi sebagian orang cita-cita itu adalah tujuan hidup dan bagi sebagian yang lain cita-cita itu hanyalah mimpi belaka. Bagi orang yang menganggapnya sebagai tujuan hidupnya maka cita-cita adalah sebuah impian yang dapat membakar semangat untuk terus melangkah maju dengan langkah yang jelas dan mantap dalam kehidupan ini sehingga ia menjadi sebuah akselerator pengembangan diri namun bagi yang menganggap cita-cita sebagai mimpi maka ia adalah sebuah impian belaka tanpa api yang dapat membakar motivasi untuk melangkah maju. Manusia tanpa cita-cita ibarat air yang mengalir dari pegunungan menuju dataran rendah, mengikuti kemana saja alur sungai membawanya. Manusia tanpa cita-cita bagaikan seseorang yang sedang tersesat yang berjalan tanpa tujuan yang jelas sehingga ia bahkan dapat lebih jauh tersesat lagi. Ya, cita-cita adalah sebuah rancangan bangunan kehidupan seseorang, bangunan yang tersusun dari batu bata keterampilan, semen ilmu dan pasir potensi diri.

·      3 kategori keadaan hati seseorang yaitu keras, lunak dan lemah
-       Keras :  Hati yang dimiliki setiap insan terkadang ia selembut air, tapi juga terkadang sekeras batu. Lembutnya hati karena taatnya si pemilik hati kepada Allah -Azza wa Jalla-. Sebaliknya, kerasnya hati karena kedurhakaan si pemilik hati kepada Allah Sang Pencipta Allam Semesta.
Seorang yang lembut hatinya akan mudah menerima kebenaran yang datang dari Robb-nya, dan mudah menangis saat mengingat kebesaran atau siksaan Allah, dan segera bertobat saat ia melanggar batasan Allah -Subhanahu wa Ta’ala-. Adapun orang-orang yang keras hatinya, maka hatinya tertutup dan susah dalam menerima kebenaran. Karena, kekerasan hatinya, ia susah menangis saat diingatkan tentang siksaan Allah dan kebesaran-Nya. Pemilik hati yang keras terus menerus di atas pembangkangan dan kedurhakaan. Lisannya amat berat mengucapkan kata tobat. Inilah yang disinyalir oleh Allah -Azza wa Jalla- dalam firman-Nya,
-       Lunak : Segala puji bagi Allah, yang membentangkan tangan-Nya untuk menerima taubat hamba-hamba-Nya. Salawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi-Nya, teladan bagi segenap manusia, yang menunjukkan kepada mereka jalan yang lurus menuju ampunan dan ridha-Nya. Amma ba’du.

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Tidaklah seorang hamba mendapatkan hukuman yang lebih berat daripada hati yang keras dan jauh dari Allah.” (al-Fawa’id, hal. 95).

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sungguh celaka orang-orang yang berhati keras dari mengingat Allah, mereka itu berada dalam kesesatan yang amat nyata.” (QS. az-Zumar: 22).

Syaikh as-Sa’di rahimahullah menerangkan, “Maksudnya, hati mereka tidak menjadi lunak dengan membaca Kitab-Nya, tidak mau mengambil pelajaran dari ayat-ayat-Nya, dan tidak merasa tenang dengan berzikir kepada-Nya. Akan tetapi hati mereka itu berpaling dari Rabbnya dan condong kepada selain-Nya…” (Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 722).
-       Lemah : Jika dikatakan bahwa Yesus itu lemah lembut, itu tidak berarti bahwa Dia berhati lemah. Lemah lembut sama sekali bukan kelemahan. Dalam kenyataan, orang yang lemah lembutlah sesungguhnya memiliki wibawa yang besar. Ia akan disegani baik oleh kawan maupun lawan.
Kelemah-lembutan yang sejati selalu diikuti oleh kebajikan kesabaran dan penguasaan diri. Namun, di sisi lain, orang yang lemah lembut sekaligus akan memiliki pula kebajikan kekuatan dan keberanian yang tak tergoncangkan. Ia seperti aliran air yang tenang, tetapi dapat mengikis dan menghaluskan batu sekasar apa pun.
Orang yang lemah lembut juga seperti kota di atas bukit yang tampak dari jauh. Keutamaannya tidak akan dapat ditutup-tutupi. Hanya dengan kehadirannya saja ia dapat memberikan rasa sejuk, aman, dan tenang bagi orang-orang di sekitarnya. Pribadi Yesus yang lemah lembut dengan mudah membuat anak-anak tertarik kepada-Nya.
Kelemah-lembutan yang tampak jelas dari luar tidak mengatakan bahwa ia hanya soal lahiriah semata. Sebenarnya, ia adalah kualitas seseorang yang terpancar dari dalam. Yang pokok ada di dalam. Orang dapat saja tampak lemah-lembut, membuat dirinya kelihatan lemah-lembut. Namun, itu bukan jaminan bahwa ia memiliki kebajikan kelemah-lembutan. Mungkin, ia dapat menipu orang-orang untuk sementara waktu. Akan tetapi, hal tersebut tidak akan bertahan lama.
Seringkali sikap berpura-pura lemah-lembut mencerminkan keinginan seseorang untuk diperhatikan atau suatu usaha menutupi kekurangannya. Tidak jarang pula dalam kesulitan tertentu orang berpura-pura sabar dan tampak menguasai diri sepenuhnya. Namun, sebenarnya sikap tersebut keluar dari ketidak-berdayaan untuk mengatasi persoalan tersebut. Untuk yang terakhir ini, sebenarnya orang tersebut hanya menumpuk perasaan-perasaan negatif di dalam hatinya. Suatu ketika perasaan-perasaan tersebut akan meledak atau muncul ke permukaan dengan berbagai perwujudannya. Misalnya, penyakit fisik, stress berkepanjangan, insomnia, dan sebagainya.
Orang yang benar-benar memiliki kebajikan kelemah-lembutan akan tahu dengan pasti kapan harus bersikap tegas dan kapan memang harus mengalah. Walaupun sebagian besar hidupnya tampak dipenuhi kesabaran, ia tidak akan segan untuk marah jika itu memang diperlukan untuk kebaikan.
-       Kebijakan dan tindakan moral : Istilah ‘kebijakan’ yang dimaksud dalam materi ini disepadankan dengan kata bahasa Inggris ‘policy’ yang dibedakan dari kata ‘wisdom’ yang berarti ‘kebijaksanaan’ atau ‘kearifan’. Kebijakan sosial terdiri dari dua kata yang memiliki banyak makna, yakni kata ‘kebijakan’ dan kata ‘sosial’ (social). Untuk menghindari ambiguitas istilah tersebut, ada baiknya kita diskusikan terlebih dahulu mengenai pengertian keduanya. 
Menurut Ealau dan Prewitt, kebijakan adalah sebuah ketetapan yang berlaku yang dicirikan oleh perilaku yang konsisten dan berulang, baik dari yang membuatnya maupun yang mentaatinya (yang terkena kebijakan itu) (Suharto, 1997). Kamus Webster memberi pengertian kebijakan sebagai prinsip atau cara bertindak yang dipilih untuk mengarahkan pengambilan keputusan. Titmuss mendefinisikan kebijakan sebagai prinsip-prinsip yang mengatur tindakan yang diarahkan kepada tujuan-tujuan tertentu (Suharto, 1997). Kebijakan, menurut Titmuss, senantiasa berorientasi kepada masalah (problem-oriented) dan berorientasi kepada tindakan (action-oriented). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kebijakan adalah suatu ketetapan yang memuat prinsip-prinsip untuk mengarahkan cara-cara bertindak yang dibuat secara terencana dan konsisten dalam mencapai tujuan tertentu.
-         Manusia sebagai makhluk sosial : Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri. Meskipun dia mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia selalu membutuhkan manusia lain. Setiap manusia cenderung untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan manusia lainnya. Dapat dikatakan bahwa sejak lahir, dia sudah disebut sebagai makhluk sosial.

Hakekat manusia sebagai makhluk sosial dan politik akan membentuk hukum, mendirikan kaidah perilaku, serta bekerjasama dalam kelompok yang lebih besar. Dalam perkembangan ini, spesialisasi dan integrasi atau organissai harus saling membantu. Sebab kemajuan manusia nampaknya akan bersandar kepada kemampuan manusia untuk kerjasama dalam kelompok yang lebih besar. Kerjasama sosial merupakan syarat untuk kehidupan yang baik dalam masyarakat yang saling membutuhkan.

Kesadaran manusia sebagai makhluk sosial, justru memberikan rasa tanggungjawab untuk mengayomi individu yang jauh lebih ”lemah” dari pada wujud sosial yang ”besar” dan ”kuat”. Kehidupan sosial, kebersamaan, baik itu non formal (masyarakat) maupun dalam bentuk-bentuk formal (institusi, negara) dengan wibawanya wajib mengayomi individu.











II
Manusia dan Pandangan Hidup

ü  Manusia sebagai pribadi : Pada dasarnya pembentukan kepribadian adalah suatu proses pembelajaran dalam  diri yang selalu melekat dan tak akan pernah berakhir kecuali berakhirnya dengan kematian.
Proses pembentukan diri melibatkan manusia secara keseluruhan dalam masa sejarah kehidupan pribadi yang merupakan kegiatan masa lampai maupun kegiatan dimasa mendatang. Kemudian  terbentuknya individu dan kegiatan individu tidak ditentukan oleh pengalamannya saja tetapi ada proses interaksi antasa individu dengan lingkungan disekitarnya, dalam hal ini individu sebagai subjek dalam nengelola pengalamannya, bahkan memiliki berbagai pengalamannya. Dan manusia dengan pengalamannya mampu berinteraksi  sebagai mahkuk social, manusia terpanggil untuk mengembangkan dirinya, bertafakur dengan dirinya, melakukan dialog secara terus-menerus dengan lingkungan, dan saling berinteraksi untuk menggapai kualitas pribadi. Manusia  berupaya mendakwakan dirinya untuk beraktualisasi dalam  lingkungan sosialnya dengan menampilkan tahap demi tahap dari perkembangan kepribadian yang mantap dan harmonis sebagai wujud manusia yang mempunyai totalitas.

ü  Manusia sebagai anggota masyarakat : Dalam bahasa inggris, masyarakat disebut society. Asal kata socius yang berarti kawan. Adapun kata masyarakat berasal dari bahasa arab yang berarti berkumpul dan bekerja sama. Adanya saling berkumpul dan bekerjasama ini karena adanya bentuk-bentuk aturan hidup yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan dalm suatu masyarakat.

ü  Manusia sebagai makhluk tuhan : Manusia selalu mempunyai kewajiban untuk menjalankan perintah agama dan menjauhi larangannya serta selalu berusaha untuk meraih kedudukan terbaik disisi Tuhan.

ü  Sikap-sikap hidup yang muncul karena pengaruh lingkungan : Lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku seseorang. Jika seseorang berada ditempat atau lingkungan yang berbeda dengan lingkungan sebelumnya, secara otomatis dia akan mengubah perilakunya demi kelangsungan hidupnya. Dia akan mengubah perilakunya agar bisa diterima di lingkungan baru tersebut. Lingkungan yang beraneka ragam merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-psikologis, termasuk didalamnya adalah belajar.

ü Sikap hidup etis dan non etis!
Sikap hidup etis :
Dimana orang-orang yang bersifat etis akan selalu berbuat positif di dalam kejujuran, perilaku,  mempunyai kelembutan hati, mempunyai ketenangan jiwa dan mempunyai kerendahan hati. Dan pastinya orang-orang yang hidupnya secara etis atau positif akan selalu bertindak terpuji di dalam hidupnya.
Sikap hidup non etis :
Dimana orang-orang yang bersifat non etis akan selalu berbuat negatif di dalam kejujuran, perilaku, tidak mempunyai kelembutan hati, tidak mempunyai ketenangan jiwa dan tidak mempunyai kerendahan hati. Dan pastinya orang-orang yang hidupnya secara non etis atau negatif akan selalu bertindak tidak terpuji.
ü  Pandangan hidup bagi bangsa indonesia : Dimana bangsa indonesia akan selalu mempertahankan wilayah kesatuan indonesia yang sudah di perjuangkan oleh pahlawan-pahlawan indonesia untuk kemerdekaan indonesia. Dan sekarang yang harus di perjuangkan oleh bangsa indonesia walaupun sudah merdeka tetapi indonesia masih di jajah oleh kemiskinan, koruptor, dan ketidak adilan dimana bangsa indonesia adalah bangsa yang adil dan sejahtera untuk seluruh bangsa indonesia.
III
Manusia dan Pandangan Hidup

ü  Kebutuhan manusia itu meliputi apa saja : kebutuhan manusia sangatlah banyak diantaranya manusia membutuhkan materi di dalam kehidupan dan manusia membutuhkan pekerjaan untuk mata pencaharian di dalam hidupnya.

ü Unsur unsur wajib mencari arti hidup : dimana manusia harus mempunyai perencanaan di dalam hidupnya, karena dari perencanaan hidup itu manusia akan mengejar cita-citanya didalam kehidupan.

ü  Apa yang di maksud dengan tanggung jawab : manusia harus bertanggung jawab dengan apa yang dilakukan oleh manusia tersebut di dalam hidupnya karena agar manusia bisa belajar untuk mengenal resiko-resikonya setelah mereka mengambil suatu keputusan yang mereka lakukan. Contohnya : didalam pekerjaan, keluarga, lingkungan dll.

ü  Jelaskan tentang arti
                pengabdian : pengabdian dilakukan bisa di dalam kesetiaan, cinta kasih, hormat atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
               Bantuan : bantuan dilakukan bisa didalam tenaga untuk sesuatu yang ditargetkan dalam pertolongan disuatu tindakan yang mereka lakukan.





ü  Apa arti pengorbanan : Pengorbanan adalah pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata. Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan.
Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan sedangkan pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian. Dalam pengadian selalu dituntut pengorbanan, tapi belum tentu pengorbanan menuntut pengabdian.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar